Puisi “Jejak Sang Prajurit Sejati”

Oleh: Asep Arie Barajati

Prajurit TNI
Ilustrasi: Prajurit TNI di tengah hutan belantara menjaga negeri - (Sumber: Bing Image Creator AI)

ASEP NEWS, Kolom Sastra/Puisi, Kamis (06/02/2025) – Puisi berjudul “Jejak Sang Prajurit Sejati” karya Asep Arie Barajati ini dipersembahkan buat Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han., yang berulang tahun ke 67 tahun (6 Februari 1958 – 6 Februari 2025).

Setiap jejak langkah yang tertinggal, selalu ada kisah yang tak lekang oleh waktu. Setiap derap langkah yang pernah menggema, ada perjuangan yang abadi dalam ingatan bangsa.

Hari ini, pada usia yang ke-67, kami ingin mempersembahkan untaian kata untuk seorang prajurit sejati, Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani — Sosok yang tak hanya menorehkan sejarah dalam barisan pertempuran, tetapi juga mengajarkan makna pengabdian tanpa batas.

Mayjen TNI Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han. saat masih bertugas
Mayjen TNI Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han. saat masih bertugas – (Sumber: Koleksi pribadi)

Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani adalah sosok panutan yang selalu berbakti. Sepak terjang Beliau laksana sungai yang tak henti mengalir, memberi kehidupan bagi tanah yang dipijaknya. Perjalanan panjang yang ditempuhnya bukan sekadar deretan tahun, tetapi perjalanan batin yang penuh kebijaksanaan. Seperti senja yang tetap megah meski mentari perlahan tenggelam. Semangat beliau tak pernah pudar meski seragam telah terlipat rapi.

Puisi ini lahir sebagai penghormatan bagi jejak perjuangan yang beliau torehkan. Sebagai pengingat bahwa seorang prajurit sejati tak pernah benar-benar pensiun—hanya medan tempurnya yang berganti. Dari medan laga ke ladang kebijaksanaan, dari gemuruh komando ke ketenangan dalam pengayoman.

Selamat ulang tahun, Jenderal. Semoga langkah yang telah ditempuh menjadi cahaya bagi generasi yang datang dan semoga negeri ini selalu bangga memiliki putra terbaik seperti Anda.

Jejak Sang Prajurit Sejati

Di tanah merah yang dulu kau tapaki,
jejak-jejakmu tak pernah mati.
Derap sepatu yang menggema di pagi,
masih terngiang dalam sunyi.

Angin membawa nyanyian perang,
tentang kawan yang gugur di medan juang,
tentang janji pada ibu pertiwi,
yang kau genggam hingga hari ini.

Kini pedang telah kau simpan,
seragam lusuh kau lipat rapi,
namun jiwamu tetap pahlawan,
walau tak lagi di garis api.

Tak ada tembakan, tak ada komando,
hanya sunyi di beranda rumah,
tapi hatimu tetap menyala,
seperti senja yang tak padam merahnya.

Bukan lagi medan pertempuran,
tapi kehidupan yang kau menangkan,
dengan kisah yang terus dikenang,
dengan bakti yang takkan hilang.

Oh, prajurit yang kini tenang,
negerimu tetap menaruh hormat,
sebab perjuangan bukan soal senjata,
tapi nyala hati yang tak pernah sekarat.

***

Judul: Jejak Sang Prajurit Sejati
Pengarang: Asep Arie Barajati
Editor: Jumari Haryadi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *