ASEP NEWS, Kolom OPINI, Sabtu (15/03/2025) – Artikel berjudul “Kembalilah ke Fitrahmu yang Lurus dan Raihlah Surga dengan Berjuta Kebaikan” merupakan karya original dari Neneng Salbiah, seorang tenaga pendidik non formal, kreator digital, dan aktivis sosial di bidang psikotropika.
Ada banyak hal yang kita rasakan selama menjalani ibadah pada bulan Ramadan. Ada yang bisa merasakan hidayah dapat memehami agama lebih baik lagi, indahnya ketagihan salat Tahajud meski Ramadan telah pergi, khusuk beribadah pada akhir Ramadan yang menyenangkan atau kembali bersemangat membuka lembaran kitab suci Al-Quran dan memaknainya ayat demi ayat. Semua memiliki titik balik yang mencerahkan.

Titik balik yang kita rasakan pada Ramadan adalah berkah. Kembali ke jalan sesuai dengan fitrah sebagai manusia ciptaan-Nya. Perubahan yang membuat kita kembali memiliki jiwa yang tenang dan hati yang lembut. Segala kerumitan dan kemelut masalah demi masalah yang kita hadapi seakan terhapus dan tak lagi berarti. Lantunan bait-bait syair Al-Quran terdengar begitu merdu hingga ke relung hati terdalam.
Bulan ini bukan sekadar pergantian waktu dalam kalender. Bukan pula sekadar ritual yang berulang setiap tahun, tetapi sebuah perjumpaan sakral antara jiwa dan Rabb-nya, antara manusia dan fitrahnya, antara raga yang lelah dan ruh yang rindu kembali kepada cahaya hakikat.
Namun, sudahkah kita benar-benar memahami makna kehadiran-Nya? Ataukah kita hanya sekadar menjalani tanpa menyelami, menjalankan tanpa menghayati? Apakah Ramadan kali ini akan berlalu begitu saja, seperti angin yang berhembus tanpa meninggalkan jejak di hati?
Ramadan secara keseluruhan adalah waktu yang tepat untuk kembali kepada keadaan yang seimbang. Rasulullah sendiri meluaskan makna Ramadan tidak hanya pada konteks konsumsi, tetapi juga pada titik keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.
Jika diibaratkan, bulan suci Ramadan laksana kebun yang penuh dengan beragam tanaman dan buah yang siap dipanen. Orang bisa memetiknya sebanyak yang ia mau. Begitulah Ramadan, di dalamnya ada limpahan pahala yang siap diunduh oleh umat muslim dengan cara giat beribadah. Oleh karena itu, wajar jika momen mulia ini menjadi kesempatan emas untuk berlomba memperbanyak ibadah.

Sebuah perubahan adalah bersifat niscaya, sunatullah dan abadi. Seperti kereta api yang terus berubah dari waktu ke waktu menjadi moda transportasi nyaman, modern, dan senantiasa dapat diandalkan.
Perubahan diri menuju arah yang lebih baik harus dilakukan secara aktif. Tidak mungkin terjadi perubahan apabila bersikap pasif tidak berbuat apa pun.
“… Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri…” (Q.S. Ar-Ra’d, 13: 11).
Bulan suci Ramadan sebagai momentum sangat istimewa bagi setiap upaya perubahan dan perbaikan di dalam diri dan kehidupan. Perlu motivasi semangat dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan setiap Ramadhan bagi terealisasikannya perubahan besar dalam diri dan kehidupan setiap orang.
Namun begitu, perlu dicatat betapapun istimewa dan utamanya, Ramadan hanyalah salah satu momentum istimewa bagi setiap upaya perubahan menuju kondisi yang lebih baik dan lebih diridai Allah, dan bukan satu-satunya.
Jangan sia-siakan setiap kesempatan yang Allah berikan kepada kita. Mari kita raih surga-Nya dengan berjuta kebaikan. Mengubah hidup ke arah yang lebih baik, memanfaatkan setiap momentum sebagai anugerah yang patut untuk kita syukuri. (Neneng Salbiah).
***
Judul: Kembalilah ke Fitrahmu yang Lurus dan Raihlah Surga dengan Berjuta Kebaikan
Penulis: Neneng Salbiah
Editor: Jumari Haryadi
Sekilas tentang penulis
Wanita bernama lengkap Neneng Salbiah ini lahir di Kota Hujan, Bogor, pada 2 Juni 1978. Ia aktif menulis artikel dan novel di berbagai platform media online. Tenaga pendidik non formal, kreator digital, dan aktivis sosial di bidang psikotropika ini juga merupakan seorang ibu rumah tangga, ibu dari satu orang putri dan satu orang putra.