ASEP NEWS, Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat, Sabtu (15/03/2025) – Artikel dalam Kolom OPINI berjudul “Satu Abad Situs Batu Peradaban Aitumeiri di Teluk Wondama Papua Barat akan diperingati Tahun 2025 ini” ini ditulis oleh: Asep Zaenal Mustofa, S.K.M, M. Epid., Anggota Badan Pekerja Majelis Musyawarah Sunda (MMS).
Situs Batu Peradaban di Aitumeri, berlokasi di Miei, Distrik Wasior Kabupaten Teluk Wondama yang menjadi cikal bakal lahirnya peradaban baru orang Papua.



Situs yang menyimpan sejarah dimulainya pendidikan formal pertama bagi Orang Asli Papua oleh Penginjil asal Belanda Domine Izaak Samuel Kijne (I.S Kijne) yang saat menjalankan misi penginjilan di Teluk Wondama tepatnya di Bukit Aitumeiri.

“Di atas Batu ini Saya Meletakkan Peradaban Orang Papua,” ungkap I.S Kijne, “Barang Siapa yang Bekerja di Tanah Ini dengan Setia, Jujur dan Dengar-dengaran, maka Ia akan Berjalan dari Tanda Heran yang Satu ke Tanda Heran yang Lain ” tambahnya.

Situs Batu Peradaban yang menjadi dasar lahirnya peradaban baru Orang Papua hendaknya dimaknai dengan terus menjadi pribadi yang setia dan dengar-dengaran akan Firman Tuhan.
Situs Batu Peradaban yang didrikan pada 25 Oktober Tahun 1925 yang menyimpan sejarah tentang orang asli Papua pertama kali mengenal tulis baca dan berhitung.


Situs Batu Peradaban, bekas bangunan rumah tinggal Pendeta I.S Kijne serta bekas sekolah dan asrama, juga terdapat Situs Batu Inspirasi yang merupakan tempat I.S Kijne dahulu biasa bermeditasi untuk mendapatkan inspirasi dalam menjalankan misi penginjilan dan pendidikan di tanah Papua, telah menjadi Situs Religi Aitumeiri dijadikan sebagai cagar budaya.
@majmussundatv Situs Batu Peradaban Papua #indonesia #kemdikbudristek #wonderfulindonesia #winderful
Dr.Jack Reynold Ch Ayamiseba, SH, M.Hum, Tokoh masyarakat Teluk Wondama saat ditemui di lokasi menyampaikan bahwa tempat ini dulu ada air kali kecil dibawahnya batu-batu, tempat itu diajdikan oleh domine isak samuel kijne untuk duduk, mencuci dan mandi anak-anak muridnya. Anak muridnya diambil dari seluruh tanah papua dari kabupaten-kabupaten, dari kampung-kampung seluruh tanah papua.

“Mereka dikumpulkan disini kemudian mereka dididik disini. Tempat batu air tadi itu sering batu-batunya disuruh dikumpul anak-anaknya ditimbun kemudian tempat itu dia duduk mendidik anak-anak muridnya,” ungkap Jack.
Menurut Jack, tidak sekedar untuk mandi disitu duduk-duduk, tapi ada tujuan lainnya yang Tuhan tunjuk kepada dia untuk mendidik anak-anak lokasi disini Tahun 1925.



“Harapan kami, situs ini adalah situs yang melambangkan keberadaan orang papua. Melambangkan orang papua, jadi bukan situs ini milik pemerintah atau masyarakat wondama tapi dimilik oleh seluruh orang papua yang ada di atas tanah papua,” tambah Jack.
Jack mengatakan bahwa situs sejarah adalah situs yang membuka peradaban orang papua dari kegelapan pendidikan, “Mereka bisa menulis, bisa membaca dan bis menghitung, sehingga dia memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi bagi orang-orang papua dan juga bagi bangsa Indonesia.”



Peringatan satu abad situsd peradaban, sangat dinantikan oleh masyarakat Wondma, masyarakat papua dan tentunya masyarakat Indonesia. Seluruh persiapan disiapkan dari sekarang.
“Mudah-mudahan situs ini menjadi bagian sejarah yang tidak pernah terlupakan, terutama dari sudut pendidikan masyarakat papua. Tentu nya, mendorong Kabupaten Teluk Wondama menjadi destinasi pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke daerah-daerah lainnya seperti Raja Empat, dan lain-lain tempat wisata di daerah Papua,” jelas Jack.

“Selamat berjumpa di acara puncak peringatan satu abad Situs Batu Peradaban Aitumeiri, di Kabupaten Wondama pada tanggal 25 Oktober 2025 yang akan datang,” pungkas Jack.
***
Judul: Satu Abad Situs Batu Peradaban Aitumeiri di Teluk Wondama Papua Barat akan diperingati Tahun 2025 ini
Penulis: Asep Zaenal Mustofa, S.K.M, M. Epid.
Editor: Asep (HC) Arie Barajati
