ASEP NEWS, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (24/02/2025) – Pada umumnya Pemilihan Ketua RT/RW tidak seksi di mata warga, masyarakat malas hadir dalam kegiatan pemilihan dengan berbagai alasan, seperti pengalaman kurang memuaskan dari pemimpin warga sebelumnya, tidak demokratis, dan pemilihannya monoton, teu rame dan begitu-begitu saja.
Namun, bagi warga RW 14, Cijawura Girang, Kelurahan Sekejati, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, mereka punya solusinya. Mereka mengemas pemilihan Ketua RW seperti layaknya pemilihan presiden (Pilpres) yang diselenggrakan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ada penjaringan DPT, penjaringan bakal calon, kampanye calon terpilih, debat calon, dan pemilihan di TPS.
Ada hal yang unik dalam acara yang digelar pada Saptu-Minggu (22-23/02/2025) di halaman rumah Hajah Hani dan Haji Yudi, Jalan Cijawura Girang 3, No.9-11 ini yaitu semua panitianya memakai pakaian adat Sunda, laki-laki memakai pangsi dan iket juga dudukuy laken (topi laken), dan perempuannya memakai kain dan kabaya plus diiringi musik kacapi Suling Mang Aceng.

Hari pertama ada debat calon dan warga dipersilakan menyampaikan aspirasinya kepada calon, di hari kedua setelah nyoblos warga langsung diberi doorprize, cek kesehatan gratis, dan langsung dipersilakan menyantap makanan dengan menu masakan Sunda seperti ikan asin, jengkol, tahu plus sambal dan lalapannya juga masakan nasional sambil ramah – tamah dan bergembira menjalin silaturahmi diantara sesama warga RW 14. Sesudah itu selesaiDuhur (Pk.13.00- 14.00) barulah suara dihitung dan sorenya ditutup dengan acara tabligh akbar, siraman rohani dari Ustaz Ansor dari Masjid Manba’ul Huda
Ketua Panitia Pemilihan, Dicky Saefulloh, S.T. berharap kegiatan pemilihan RW 14 Cijawura Girang ini menjadi proyek percontohan (pilot project) demokras,i untuk memicu antusias warga berpartisipasi dalam pemilihan RW ini. Selain itu pemilihan RW ini bisa membentuk sistem kerja di RW 14 lebih baik lagi.
Dicky juga mengatakan, potensi SDM di RW 14memang sangat banyak dan beragam juga warganya kompak, tinggal memenej saja dengan baik. Di wilayahnya juga terdapat Hotel Ghotic yang pada saat pemilihan memberikan door prize berupa tiga kamar untuk menginap di hotel, begitu juga Trans Studio memberikan tiga kamar gratis untuk pemilih karena ada warga sana yang jadi karyawan Trans Studio.
Sementara itu door prize lainnya berasal dari Kopi Luwak Cikole Lembang yang mahal dan elit. Kopi ini sudah diekspor ke 18 negara dan merupakan sumbangan dari Drh. Sugeng Pujiono yang terdiri dari 10 pack Kopi Luwak (50 gr), 1 pack Kopi Luwak 750 gr, gula pasir 1 kg, 200 pcs paper cup kopi dan sumbangan dana.
Juga ada sumbangan dari para pengusaha Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), di antaranya berasal dari Tukang Cukur yang memberi layanan Gratis, kemudian dari perusahaan Rajut memberi baju gratis. Kulinernya ada goyobod, coklat (dari Pak Edi), bubur, mie ayam, cimol, sempol, jajanan anak hingga tambal ban, semua dipakai door prize.
Sumbangan dan bantuan lainnya datang dari Mesjid Manba’ul Huda berupa tenda, sound system, ambulan dan Layanan Jemput ZIS (zakat, infaq, sodaqoh) untuk disalurkan kepada anak yatim, kaum dhu’afa, beasiswa santri dhu’afa, modal pedagang kecil, pengobatan dhu’afa dan bantuan kemanusiaan.
Ada lagi sumbangan kursi dari Hj. Tia, Mts. Manba’ul Huda dan SMA Istiqomah, Dekorasi dari Umi dan Abah Jeje Marlina Salon Ciguruwik, Cibiru, Karang Taruna pimpinan Teh Salma, dan Ibu-ibu Yayasan Flamboyan juga berperan dalam kegiatan ini.
“Alhamdulillah acara ini memang intinya untuk membangun kerjasama dan silaturahmi yang erat diantara seluruh elemen yang ada untuk membangun RW 14 Cijawura lebih baik lagi, “ kata Dicky sambil tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pihak kelurahan serta semua donatur dan segenap panitia yang telah mendukung suksesnya kegiatan ini.
Tentu saja tata cara pemilihan RW unik ini mendapat apresiasi dari Lurah Sekejati, Suparno, S.I.P. Alumni Ilmu Pemerintahan Univeritas Langlangbuana Bandung ini berharap kegiatan pemilihan RW yang diinisiasi RW 14 menjadi percontohan (pilot project) bagi RW-RW lainnya.
“Tentu saja ini menjadi pilot project percontohan bagi RW-RW lainnya. Ketika melaksanakan pemilihan RT/RW bisa dilaksnakan dengan cara yang unik dan santai, panitianya memakai pakaian adat Sunda dan diiringi musik Sunda seperti ini, tapi substansinya pemilihan demokratisasi ini ada dan maknanya harus kita jaga. Terimakasih pada jajaran panitia, Ketua RT/RW , masyarakat yang antusias dan memberikan partisipasi dan apresiasinya serta para donator yang sudah menyumbangkan materi dan non materi terhadap pemilihar RW 14 Kel. Sekejati, Kec. Buahbatu, Kota Bandung,” kata Suparno.
Menurut keterangan Suparno, di Sekejati ada 94 RT dan 14 RW. Menjelang Ramadan dan Idul Fitri ini mayoritas warganya sedang melakukan pemilihan Ketua RW karena periodesasinya sudah habis, dan di RW 14 yang merupakan RW bungsu.
“Ini pemilihan di sini unik, diracik oleh teman-teman panitia dengan menghadirkan UMKM, pemeriksaan kesehatan gratis, kesenian musik sunda kacapi, mobil ambulan, Pos Bindu, Pos Yandu, dan sebagainya. Ini adalah bentuk kolaborasi , kerja sama dari semua stakeholder yang ada di RW 14, menjadikan pemilihan ini jadi pemilihan demokrasi, tapi santai diiringi musik Sunda, dan alhamdulillah bisa dilaksanakan dengan lancar, baik, dan kondusif,“ puji mantan Lurah Nyengseret –Astana Anyar Bandung yang kini sudah menjabat dua Tahun ( dari April 2023) jadi Lurah Sekejati.
Apresiasi dan penghargaan juga datang dari Ketua RW tetangga, Dodi Anwar Ketua RW 13 Cijawura Girang.
“Menurut kami ini merupakan sebuah sejarah untuk di Kelurahan Sekejati khususnya. Bahkan, mungkin di Kota Bandung karena sudah memenuhi standar pemilu, adopsi seperti pemilihan yang dilaksanakan KPU. Dengan dilaksanakan pemilihan Ketua RW seperti ini secara tidak langsung meningkatkan partisipasi masyarakat. Antusias dan animo masyarakat jadi meningkat, warga merasa tertarik dan terketuk hatinya untuk menentukan calon di kewilayahan, mau menggunakan hak suaranya karena dengan dihadirkannya para kontestan dengan dialog, talkshow seperti ini, “ kata Dodi serius.
Dodi yang datang bersama jajaran dan kepemudaannya memang diundang untuk menyampaikan aspirasinya, “Walaupun kami berbeda wilayah secara ke RW-an tapi kami peduli dengan Cijawura Girang dan perkembangan di RW 14 ini.“
Senada dengan pendapat itu, Ketua RW 14 Ir. Rudi Rahmat mengatakan bahwa acara ini memang sengaja diramu untuk membuyarkan pemilihan Ketua RW yang selama ini monoton. Oleh karena itu dibuat meriah, unik, demokratis, dan standar pemilu dari KPU biar partisipasi masyarakat lebih banyak dan secara kualitas hasilnya akan bagus karena sudah melalui penjaringan, atau skrining dulu.
Dodi berharap RW yang terpilih sekarang akan lebih baik. Dia pun menjelaskan program-program yang dikerjakannya dulu, seperti pendidikan dan sebagainya sudah jalan sekarang tinggal menghaluskan dan meningkatkan koordinasi dengan warga agar ikut berperan secara dominan.
“Kalau sebelumnya kita berat sekali berhadapan dengan stagnan Ketua RT, habis ini saya mau ketua RT itu yang berkualitas bukan hanya RW saja. Jadi Ketua RT dan RW harus bekerja sinergis. Jadi kami menyarankan panitia yang dibentuk sekarang tidak bubar, tapi nantinya berlanjut mengurus kegiatan pemilihan Ketua RT. Mudahan tata cara yang baik seperti ini ditiru minimal di wilayah Sekejati bahkan di Kota Bandung,“ harap Dodi.
Begitu juga pendapat Drh. Sugeng Pujiono, ketika pertama menghubungi wartawan, ia berharap pemilihan Ketua RW yang demokratis langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jurdil plus unik dan jadi ajang silaturahmi dan kolaborasi warga ini bisa dicontoh oleh wilayah lainnya di Bandung dan di Jawa Barat bahkan di Indonesia. Katanya.
Iwan sopandi (58) pun mewakili warga RT 03 Gang Kartadinata, memuji kinerja seluruh panitia yang dimotori Dicky Sopandi (Ketua Panitia) dan Budi (Sekretaris Panitia), suksesnya acara mencerminkan adanya gotong royong di antara warga. Iwan pun berharap kepada Ketua RW terpilih supaya tidak mempersulit ketika ada warganya yang mengurus surat-surat, bantuan pemerintah pun harus diserahkan kepada yang haknya, jangan pilih kasih.
“Keduanya, di sini banyak penganggur dan saya berharap Ketua RW/RT bisa mengajukan warganya untuk dilibatkan dalam membangun gedung atau menjadi karyawan di perusahaan yang ada di lingkungan RW 14,” pinta Iwan.
Sementara itu Dadan, Ketua RW Terpilih, mengatakan ke depannya ia akan berkolaborasi dan meningkatkan kerja sama dengan para Ketua RT di wilayahnya. Juga akan berkolaborasi dengan para warga agar warganya lebih aktif sehingga seluruh program akan berjalan lancar. Pak RW pun berharap tata cara pemilihan ini akan berlanjut.
“Karena banyak hal positifnya, menjadi ajang silaturahmi di antara warga di sini dengan warga di berbagai wilayah yang tadinya terkotak-kotak per-RT dengan adanya kegiatan ini bisa menjalin silaturahmi serta mencurahkan semua permasalahannya dengan santai dan terbuka,“ pungkas Pak RW 14 Cijawura Girang yang baru. (Asep GP).
***
Judul: Uniknya Pemilihan Ketua RW 14 Cijawura Girang Kota Bandung: Diramu bagai Pilpres dan Mengusung Seni-Budaya Sunda
Jurnalis: Asep GP
Editor: Asep (C) Arie Barajati