ASEP NEWS, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (29/11/2024) – Artikel dalam Rubrik OPINI berjudul “Renungan Jumat: Iman dan Spirit dalam Kehidupan Manusia” ini ditulis oleh: Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han., Anggota Dewan Pini Sepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS), Ketua Dewan Pembina (KDP) Paguyuban Asep Dunia (PAD), Dewan Pembina Asosiasi Media Independen Online (MIO) Indonesia, dan founder (pendiri) Asep News (AsepNews.id).
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Saudara saudaraku, selamat bertemu kembali. Semoga kita selalu diberikan kesehatan, keselamatan, dan rezeki yang penuh dengan keberkahan, serta selalu dalam lindungan Allah SWT. Aamiin yra.
Sambil nyeruput secangkir kopi susu di Taman Rias Rancaekek, Kabupaten Bandung maka untuk mengawali pertemuan kita pada kesempatan kali ini, marilah kita memanjatkan rasa syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat yang kita terima yang tiada terhingga.
Nikmat tersebut merupakan tanda kasih sayang Allah kepada makhluk-Nya. Allah begitu banyak memberi nikmat kepada makhluk-Nya sebagaimana dijelaskan dalam Firman-Nya yang artinya adalah, ”…. dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya.” {Q.S. Ibrahim [34 : (14) ].
Tidak lupa pula kita sampaikan salawat dan salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad Saw yang telah membawa pesan kedamaian dan kesejukan yang senantiasa dinantikan oleh seluruh insan. Bahkan, risalah beliau berlaku bagi semesta alam.
Saudaraku, pada kesempatan ini saya akan menyampaikan tema mengenai iman dan spirit. Tema ini saya salin dari salah satu buku yang berjudul “Jalan Dakwah sang Pencerah” karya Ustaz Fatkhul Anas, S.Pd.I. terbitan Mizan.
Apa yang dimaksud dengan Iman sebagai spirit kehidupan? Sebelum membahas kesana, tentu kita harus mengetahui definisi iman. Secara bahasa, iman berarti percaya. Adapun secara istilah, ulama mendefinisikan iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan).
Saudaraku, iman yang merupakan perpaduan antara keyakinan, ucapan, dan perbuatan dalam kehidupan seorang muslim menempati posisi kunci. Mengapa demikian? Karena iman menjadi syarat pokok diterimanya amal manusia. Tanpa adanya iman di dada maka amal manusia hanya berujung kesia-siaan belaka. Bahkan, iman di dada akan menyelamatkan seorang mukmin dari siksa api neraka, meskipun imannya sangat kecil.
Terkait dengan iman, Imam Bukhari meriwayatkan sebuah hadis yang artinya sebagai berikut. Dari Anas Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Muhammad Saw bersabda, “Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan laa illaaha illallah dan dalam hatinya ada kebaikan (iman) seberat sya’irah. Dan akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan laa illaaha illallah dan dalam hatinya ada kebaikan (iman) seberat burrah. Dan akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan laa illaaha illallah dan dalam hatinya ada kebaikan (iman) seberat zarah.”
Dalam hadis di atas, seorang mukmin yang memiliki iman seberat sya’irah (biji gandum), atau burrah (lebih kecil dari biji gandum) atau lebih kecil lagi, yaitu zarah maka ia kelak akan masuk surga. Ini artinya iman menjadi pondasi pokok yang akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat.
Di sinilah iman menjadi spirit kehidupan, yaitu iman menjadi landasan bagi setiap muslim untuk senantiasa beramal karena ia akan mendapat jaminan masuk surga. Iman akan menjadi penyemangat beramal, bukan menjadi penghambat.
Itulah inti dari iman sebagai spirit kehidupan bahwa iman akan terus memberi motivasi seorang mukmin untuk senantiasa beramal.
Semoga kita termasuk orang-orang yang memiliki iman yang kuat sehingga semangat beramal kita tidak pernah surut.
Demikian saudaraku, ini hanya untuk mengingatkan kepada diriku sendiri dan semoga ada manfaatnya untuk saudara-saudaraku. Aamiin yra.
Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani
***
Judul: Renungan Jumat: Iman dan Spirit dalam Kehidupan Manusia
Penulis: Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani
Editor: Jumari Haryadi