Cintai dan Lindungi Alam Kita: Warisan Tuhan yang Harus Dijaga

Artikel ini ditulis oleh: Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han.

Menanam pohon
Ilustrasi: Aktivitas pegiat lingkungan sedang menanam pohon di lahan yang gersang - (Sumber: Arie/BJN)

ASEP NEWS, Kolom OPINI, Kamis (12/06/2025) – Artikel berjudul “Cintai dan Lindungi Alam Kita: Warisan Tuhan yang Harus Dijaga” ini merupakan tulisan Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han., Anggota Dewan Pini Sepuh/Karamaan/Gunung Pananggeuhan Majelis Musyawarah Sunda (MMS), Ketua Dewan Pembina (KDP) Paguyuban Asep Dunia (PAD),  Dewan Pembina Asosiasi Media Independen Online (MIO) Indonesia, dan founder (pendiri) Asep News (AsepNews.id).

Indonesia, negeri zamrud khatulistiwa, merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa. Dari Sabang sampai Merauke, bentang alamnya menyimpan keindahan yang tak ternilai: laut biru membentang luas, hutan tropis yang lebat, dan pegunungan megah, serta keragaman flora dan fauna yang hanya sedikit dimiliki negara lain. Tak heran jika banyak orang menyebut Indonesia sebagai “serpihan surga yang jatuh ke bumi.”

Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han.
Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han., penulis – (Sumber: Koleksi pribadi)

Namun, kekayaan alam yang kita miliki kini tengah menghadapi ancaman serius. Aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab—seperti penebangan liar, eksploitasi tambang tanpa kontrol, dan pencemaran lingkungan—telah menggerus keindahan dan keberlanjutan alam kita, padahal menjaga alam sejatinya adalah bentuk syukur atas nikmat Allah SWT.

Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (Q.S. Ar-Rum: 41).

Luka Alam Akibat Ulah Manusia

Laporan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan bahwa laju deforestasi Indonesia pada tahun 2022 mencapai sekitar 104 ribu hektare. Aktivitas tambang, baik legal maupun ilegal, turut menyumbang kerusakan yang masif. Di Bangka Belitung, misalnya, penambangan timah telah mengubah lanskap pulau menjadi lubang-lubang menganga. Di Kalimantan Timur, tambang batu bara meninggalkan lubang raksasa yang tidak direklamasi, bahkan menyebabkan puluhan anak tenggelam akibat lubang tambang yang dibiarkan terbuka.

Infogram: Cintai dan lindungi alam kita
Infogram: Cintai dan lindungi alam kita – (Sumber: Arie/Asep News)

Belum lagi masalah polusi. Data Air Quality Life Index (AQLI) tahun 2023 menunjukkan bahwa polusi udara di Jakarta telah menyebabkan harapan hidup warganya menurun hingga 2,4 tahun dibandingkan jika udara bersih bisa terjaga.

Mengapa Kita Harus Peduli?

Kerusakan alam bukan hanya persoalan estetika, tetapi juga berdampak pada kehidupan manusia secara langsung: banjir, longsor, kekeringan, hingga perubahan iklim yang ekstrem. Semua ini tidak akan berhenti jika kita terus bersikap masa bodoh.

Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk mencintai dan menjaga lingkungan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda:

Tidaklah seorang Muslim menanam pohon atau menabur benih, lalu burung, manusia atau binatang memakan darinya, kecuali itu menjadi sedekah baginya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Membersihkan sungai
Ilustrasi: Membersihkan aliran sungai yang kotor akibat sampah merupakan salah satu cara kita mencintai lingkungan – (Sumber: Arie/Asep News)

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Menjaga alam tidak harus dimulai dari langkah besar. Dari hal-hal sederhana pun kita bisa memberi kontribusi nyata:

  • Kurangi penggunaan plastik: Indonesia adalah penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia. Mulailah dengan membawa tas belanja sendiri, botol minum isi ulang, dan hindari sedotan plastik.
  • Gunakan energi secara bijak. Matikan lampu dan peralatan elektronik jika tidak digunakan. Beralih ke lampu LED dan dukung penggunaan energi terbarukan seperti tenaga surya.
  • Tanam pohon dan jaga hutan. Satu pohon bisa menyerap sekitar 21 kg karbon dioksida per tahun. Bayangkan dampaknya jika kita menanam satu pohon setiap bulan.
  • Dukung kebijakan lingkungan. Suara kita penting. Dukung program penghijauan, pelestarian hutan, dan penegakan hukum terhadap pelaku perusakan lingkungan.
  • Edukasi diri dan orang sekitar. Semakin banyak orang sadar pentingnya menjaga alam, semakin besar pula dampak kolektif yang bisa tercipta.
Menanam pohon
Ilustrasi: Menanam pohon di lereng gunung yang gundul akibat penebangan liar merupakan salah satu contoh peduli lingkungan – (Sumber: Arie/BJN)

Warisan untuk Anak Cucu Kita

Lingkungan yang bersih dan lestari bukan hanya untuk kita hari ini, tapi juga untuk generasi mendatang. Jangan biarkan anak cucu kita hanya mengenal hutan dari buku gambar atau menyaksikan laut jernih hanya lewat video dokumenter.

Menjaga alam adalah bentuk ibadah. Dengan merawat bumi ini, kita menjaga ciptaan Allah, menunjukkan rasa syukur, dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk sesama makhluk.

Mari kita bersama-sama bersikap bijak dan bertanggung jawab. Jangan tunggu orang lain untuk memulai. Jadilah agen perubahan, walau dari langkah kecil. Pepatah bijak berkata, “Siapa yang menanam, dia yang menuai.” Oleh karena itu, jika kita menanam kebaikan untuk alam hari ini, alam pun akan memberikan kebaikan untuk kita esok hari.

***

Judul: Cintai dan Lindungi Alam Kita: Warisan Tuhan yang Harus Dijaga
Penulis: Mayjen TNI (Purn.) Asep Kuswani, S.H., M.Si.Han.
Editor: Asep (HC) Arie Barajati

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *